Tapak Jejak, Buku Paling Berkesan di Tahun 2023

Foto by Nidar

"Indonesia adalah sepercik surga yang Tuhan turunkan di muka bumi. Akan sangat merugi diriku jika hanya bisa melihat pantai, gunung, keanekaragaman budaya, dan nilai historisnya, hanya dari layar kaca." - Fiersa Besari dalam Arah Langkah 

Buku yang benar-benar menyentuh hati gue di tahun 2023 itu judulnya "Tapak Jejak". Sebenernya, gue udah lama banget nungguin buku ini, dan saat akhirnya sampai, rasanya seneng campur sedih karena gue lagi dihadapkan pada situasi yang cukup berat.

Gue harus masuk rumah sakit dan bahkan sempet akan menjalani operasi, tapi untungnya bisa sembuh tanpa melalui proses yang cukup mengerikan itu. Buku yang rencananya akan langsung kurampungkan 1-2 hari ini, ternyata harus ditunda buat baca karena urusan kesehatan yang mendesak.

Buku "Tapak Jejak" ini merupakan karya Fiersa Besari, yang terbit di tahun 2019, dan sebenernya ini adalah karya dwilogi, kelanjutan dari "Arah Langkah". Gue udah suka banget sama "Arah Langkah" karena ceritanya keren abis, petualangan yang di mulai dari kota Bandung menuju pulau Sumatra dan berakhir di pulau Sulawesi.

Buku Arah Langkahlah yang membuat gue langsung bertekad buat beli dan baca "Tapak Jejak" (sangking menariknya buku Arah Langkah). Tapak Jejak sendiri menceritakan perjalanan bung menjelajahi Indonesia Timur tanpa temen-temennya, Prem dan Baduy. Pasti bakal lebih seru! (pikir gue setelah mengetahui bahwa petualangan Arah Langkah akan berlanjut ke Tapak Jejak)

Oh iya, "Arah Langkah" sendiri bercerita tentang bung yang lagi patah hati dan memutuskan untuk berkelana mencari jati diri atau bahkan mencoba melarikan diri dari bayang-bayang masa lalu yang melekat erat di setiap sudut kota Bandung. Bareng dua temennya, Prem dan Baduy, mereka menjelajahi Indonesia dari Bandung ke pelabuhan Bakauheni di Lampung, terus ke Sumatra, Nias, dan banyak tempat seru lainnya.

Dalam perjalanan mereka, banyak hal yang dilewati, mulai dari seru, menegangkan, sampe bikin deg-degan. Di setiap perjalanannya, mereka dapet pengalaman seru banget. Mulai dari kunjungan ke tempat wisata, mendaki gunung, nyaksian ritual adat, dan ngeliat berbagai budaya yang beragam tapi tetap toleran dalam berkeyakinan. Nah, di tengah petualangan seru ini, Bung juga mencampuradukkan cerita tentang masa lalu sama mantan pacarnya, Mia. Ga selalu mulus juga, ada konflik dan kegelisahan di antara mereka. Bahkan di tengah perjalanan, satu per satu temennya harus pulang. Prem pertama pulang karena kehabisan uang, terus Baduy juga pulang karena orangtuanya sakit. Tinggal Bung sendiri di Miangas, ga jauh dari Raja Ampat yang jadi tujuan akhirnya.

Tapi tau ga, meskipun ada saat-saat susah, bung selalu inget kata-kata sahabatnya lewat media sosial, bahwa di mana pun kita berada, kita ga pernah sendiri. Bung sempet patah semangat karena belum sampe ke Raja Ampat, tapi ada Intan, temennya yang selalu support dan membuat bung memiliki harapan lagi untuk melanjutkan perjalanan.

Di "Tapak Jejak", akhirnya Bung berhasil memenuhi nazar yang dia buat di "Arah Langkah". Dia sampai ke Raja Ampat dan menunaikan nazar yakni menggunduli rambutnya. Akhirnya, buku Tapak Jejak beerhasil gue tamatin di akhir 2023, dan rasanya bener-bener kayak berkelana sama bung! Intinya, "Tapak Jejak" ini tuh bener-bener buat gue mikirin banyak hal. Gue ngerasain emosi Bung, dari senang, susah, sampe kecewa. Dan pastinya, cerita ini bikin gue merenung tentang arti perjalanan hidup, persahabatan, dan cinta, dan yaa

satu hal yang tidak akan pernah berubah bahwa sejauh apa pun kaki melangkah, hati kita akan selalu menemukan arah pulang menuju satu tempat yang paling tepat: rumah.

- Fiersa Besari dalam Tapak Jejak

Jadi, kalo teman-teman suka cerita petualangan yang nggak cuma seru tapi juga penuh makna, gue saranin banget buat baca "Arah Langkah dan Tapak Jejak". Selamat membaca dan semoga ngebuat perjalanan hidup teman-teman makin seru! 😊✨

Terakhir, harapan dari bung setelah membaca Tapak Jejak,

setelah mencapai halaman terakhir, kita dapat memulai petualangan dan membuat cerita perjalanan kita sendiri. Karena Indonesia selalu menjadi negeri yang indah, yang menunggu untuk dieksplorasi, diabadikan, kemudian diceritakan kembali.